selamat datang di BLOG PURNA PASKIBRAKA INDONESIA Provinsi Sumatera Selatan tahun 2011 selamat datang di BLOG PURNA PASKIBRAKA INDONESIA Provinsi Sumatera Selatan tahun 2011 selamat datang di BLOG PURNA PASKIBRAKA INDONESIA Provinsi Sumatera Selatan tahun 2011 selamat datang di BLOG PURNA PASKIBRAKA INDONESIA Provinsi Sumatera Selatan tahun 2011

Sabtu, 03 Desember 2011

SEJARAH PASKIBRAKA


Beberapa hari menjelang peringatan HUT Kemerdekaan RI pertama, Presiden Soekarno memberi tugas kepada ajudannya, Mayor M. Husein Mutahar untuk mempersiapkan upacara peringatan Detik – detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1946, di halaman Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta.
Saat itulah muncul pikiran dari Mutahar untuk membentuk kelompok-kelompok pengibar bendera pusaka, yang diawali dari lima orang pemuda-pemudi pada tahun 1946 – yang melambangkan Pancasila.
Kemudian sejak tahun 1967-1972, bendera pusaka dikibarkan dari para pemuda utusan wilayah dengan sebutan “Pasukan Penggerek Bendera Pusaka”. Baru pada tahun 1973 nama PASKIBRAKA lahir hasil dari pemikiran Idik Sulaeman yang merupakan tangan kanan Husein Mutahar. Bahkan Idik juga menciptakan seluruh atribut yang sampai sekarang bissa dilihat dalam seragam Paskibraka. Atribut itu mulai dari pakaian seragam, Lambang Anggota Paskibraka, Lambang Korps Paskibraka & Tanda Pengukuhan.


Sebelum tahun 1981, bentuk pakaian seragam Paskibraka cukup sederhana. Putra dengan kemeja putih lengan panjang yang bagian bawahnya dimasukkan ke dalam celana panjang putih dengan ikat pinggang juga warna putih; Putri dengan kemeja lengan panjang dengan bagian bawah model jas.
Tapi setelah tahun 1981 & seterusnya sampai sekarang, dengan alasan disamakan modelnya dengan seragam TNI dari kelompok 45, seragam Paskibraka mengalami perubahan. Paskibraka putra menggunakan kemeja model jas dengan gesper lebar dari kain, sementara Paskibraka putri tidak berubah. Dengan tampilan baru ini, Paskibraka memang kehilangan penampilan remajanya & terlihat seperti orang dewasa.

Lambang Anggota

 

Lambang Anggota Paskibraka dikenakan di kelopak pundak baju berupa kontur warna perak di atas bulatan putih yang diletakkan pada segi empat berwarna hijau. Semula, pada kelopak pundak seragam Penggerek Bendera dikenakan lambang dengan tanda ciri pemuda & Pramuka —karena kedua unsur inilah yang menjadi pendukung pasukan. Lambang untuk pemuda berupa “bintang segilima besar” sedangkan untuk Pramuka berupa “cikal kelapa kembar”.
Namun, karena adanya keritikan negatif maka Idik Sulaeman merancang lambang anggota Paskibraka yang baru, yang menggambarkan siapa sebenarnya Paskibraka itu.

Lambang anggota Paskibraka adalah setangkai bunga teratai yang mulai mekar & dikelilingi dari sebuah gelang rantai, yang mata rantainya berbentuk bulat & belah ketupat. Mata rantai bulat berjumlah 16, begitu pula mata rantai belah ketupat.
Bunga teratai yang tumbuh dari lumpur (tanah) & berkembang di atas permukaan air bermakna bahwa Anggota Paskibraka adalah pemuda yang tumbuh dari bawah (orang biasa), dari tanah air yang sedang berkembang (mekar) & membangun. Tiga helai kelopak bunga tumbuh ke atas bermakna “belajar, bekerja & berbakti”, sedang tiga helai kelopak ke arah mendatar bermakna “aktif, disiplin & gembira”.
Mata rantai yang saling berkaitan melambangkan persaudaraan yang akrab antar sesama generasi muda Indonesia yang ada di berbagai pelosok (16 penjuru angin) tanah air. Rantai persaudaraan tanpa memandang asal suku, agama, status sosial & golongan akan membentuk jalinan mata rantai persaudaraan sebangsa yang kokoh & kuat, sehingga mampu menangkal bentuk pengaruh dari luar & memperkuat ketahanan nasional, melalui jiwa & semangat persatuan & kesatuan yang telah tertanam dalam dada setiap anggota Paskibraka.

Lambang Korps




Sejak 1973 sampai sekarang, Lambang Korps Paskibraka dibuat dari kain bergambar atau bordir yang langsung dijahitkan di lengan kanan seragam. Bentuknya perisai berwarna hitam dengan garis pinggir & huruf berwarna kuning yang bertuliskan ”PASUKAN PENGIBAR BENDERA PUSAKA” & tahun pembentukan pasukan (di ujung bawah perisai).
Di dalam perisai terdapat lingkaran bergambar sepasang anggota Paskibraka dilatarbelakangi bendera merah putih yang berkibar ditiup angin & tiga garis horison atau awan. Makna dari bentuk & gambar Lambang Korps Paskibraka adalah sebagai berikut:

1) Bentuk perisai bermakna “siap bela negara” termasuk bangsa & tanah air Indonesia, warna hitam bermakna teguh & percaya diri.
2) Sepasang anggota Paskibraka bermakna Paskibraka terdiri dari anggota putra & anggota putri yang dengan keteguhan hati
3) Bendera Merah Putih yang sedang berkibar adalah bendera kebangsaan & utama Indonesia yang harus dijunjung tinggi seluruh bangsa Indonesia termasuk generasi mudanya, termasuk Paskibraka.
4) Garis horison atau awan tiga garis menunjukkan ada Paskibraka di tiga tingkat, yaitu nasional, provinsi & kabupaten/kota.
5) Warna kuning berarti kebanggaan, keteladanan dalam hal perilaku & sikap setiap anggota Paskibraka.
Untuk mempersatukan korps, Paskibraka di tingkat nasional, provinsi & kabupaten/kota ditandai dengan Lambang Korps yang sama. Untuk tingkat provinsi & kabupaten/kota, Lambang Korps harus ditambahi dengan tanda lokasi terbentuknya pasukan.

Tanda Pengukuhan

Sebagai tanda berakhirnya Latihan Kepemimpinan Pemuda Tingkat Perintis / Pemuka (sebagaimana juga berakhirnya Latihan Kepemimpinan Pemuda / Kepemudaan tingkat lain) setiap peserta dikukuhkan dari Penanggungjawab Latihan dengan pengucapan ”Ikrar Putera Indonesia” sambil memegang Sang Merah Putih & kemudian menciumnya dengan menarik nafas panjang sebagai “kiasan” kesediaan untuk senantiasa setia & membelanya.
Tanda pengukuhan berupa kendit atau pita/sabuk dibuat dari kain. Kendit adalah tanda ksatria pada zaman dahulu yang mengikrarkan kesetiaannya kepada kerajaan. Sebagai pemegang kendit, para peserta latihan pun diharapkan memiliki sifat ksatria dalam pemikiran, perkataan & perbuatannya sehari-hari.
Awalnya, pada latihan untuk Pasukan pertama sampai keempat (1968–1971) kendit Tanda Pengukuhan masih polos dengan dua warna, masing-masing hijau untuk anggota pasukan & ungu untuk para penatar / pembina. Karena kendit warna polos menyerupai sabuk kecakapan olahraga beladiri, maka dari Idik Sulaeman disempurnakan menjadi kendit bermotif.
Motif tersebut berupa gambar rantai bulat & belah ketupat seperti pada Lambang Anggota, dengan jumlah masing-masing 17 untuk rantai bulat & rantai belah ketupat. Setiap mata rantai bulat maupun belah ketupat diisi dengan huruf yang membentuk kalimat ”PANDU INDONESIA BER-PANCASILA”.
Semula, ukuran lebar & panjang kendit adalah 5 cm & 17 cm, untuk melambangkan angka tanggal 17 (dari 17 Agustus 1945) & 5 (jumlah sila dalam Pancasila). Namun, karena kesulitan teknik pencetakan motifnya, ukuran kendit baru dengan motif rantai & huruf diubah menjadi lebar 5 cm & panjang 14 dm (140 cm).
Tanda pengukuhan berupa lencana digunakan untuk pemakaian harian. Sebelum 1973, lencana ini hanya berupa merah putih —tanpa gambar garuda— dengan ukuran tinggi 2 cm & panjang 3 cm. Lencana yang dipakai sejak 1973 sampai saat ini berbentuk persegi berukuran tinggi 1,8 cm & panjang 4 cm, dengan tanda merah-putih di sebelah kanan & Garuda di sebelah kiri (dilihat dari sisi pemakainya, bukan dari depan). Ukuran lencana untuk Penatar (warna ungu) sedikit lebih mungil, yakni tinggi 1,5 cm & panjang 3,5 cm.
Warna dasar di belakang Garuda disesuaikan dengan macam latihannya, atau dengan kata lain sama dengan warna dasar kenditnya.[list]
Quote:

• Warna hijau untuk Latihan Perintis/Pemula Pemuda
• Warna merah untuk Latihan Pemuka Pemuda
• Warna coklat untuk Latihan Penuntun Pemuda
• Warna kuning untuk Latihan Pendamping Pemuda
• Warna ungu untuk Latihan Penatar Kepemudaan
• Warna abu-abu untuk Latihan Penaya Kepemudaan



Kedua Tanda Pengukuhan, digunakan dengan ketentuan yang berbeda. Lencana pengukuhan dikenakan pada baju setinggi dada sebelah kiri (di atas saku kiri baju), baik pada seragam maupun baju biasa sehari-hari. Sedangkan kendit, dililitkan ke pinggang & disimpulmatikan dibagian depan (perut) & hanya dikenakan saat menghadiri upacara pengukuhan, tidak untuk sehari-hari.


Source : http://beritaartis.info/nih-dia-ceritanya-sejarah-paskibraka-nasional.php#comment-190

Tidak ada komentar:

Posting Komentar